Dalam tradisi Islam, Ruqyah dikenal sebagai metode pengobatan yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah. Banyak yang salah kaprah mengira Ruqyah hanya untuk mengatasi gangguan jin, sihir, atau penyakit kejiwaan yang tidak terdeteksi medis. Faktanya, Ruqyah memiliki dimensi penyembuhan yang lebih luas, termasuk untuk penyakit fisik seperti flu, sakit kepala, atau bahkan penyakit kronis. Al-Qur’an sebagai sumber utama Ruqyah disebut “syifa lil ajsad” (penyembuh bagi tubuh), sebagaimana dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 80 yang menyatakan bahwa Allah-lah yang menyembuhkan ketika seseorang sakit. Dengan demikian, Ruqyah adalah obat pertama yang seharusnya diambil seorang Muslim sebelum langkah lainnya.
Penyakit medis sering kali memiliki akar yang tidak hanya fisik, tetapi juga spiritual. Stres, kecemasan, atau beban batin dapat memperparah kondisi tubuh, dan Ruqyah hadir untuk menyembuhkan kedua aspek tersebut. Misalnya, seseorang yang menderita sakit maag karena pola makan buruk bisa dibantu dengan Ruqyah untuk menenangkan hati dan mempercepat proses pemulihan fisik. Ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca dengan penuh penghayatan membawa ketenangan, memperbaiki energi spiritual, dan—dengan izin Allah—mempercepat penyembuhan jaringan tubuh. Inilah keajaiban Ruqyah yang tidak dimiliki pengobatan konvensional.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa Ruqyah adalah bagian dari ikhtiar yang dianjurkan dalam Islam. Dalam sebuah hadis, beliau pernah meruqyah sahabat yang sakit dengan membaca doa dan meniupkannya ke tubuh orang tersebut, lalu kesembuhan pun datang. Kisah ini menegaskan bahwa Ruqyah tidak hanya untuk gangguan gaib, tetapi juga untuk penyakit yang terlihat secara kasat mata. Bahkan, Rasulullah SAW menyarankan umatnya untuk berobat, tetapi tetap menegaskan bahwa obat sejati adalah yang bersumber dari Allah. Ruqyah, sebagai bentuk doa dan dzikir, menjadi jembatan antara hamba dan Penciptanya dalam mencari kesembuhan.
Ruqyah juga memiliki keunggulan karena bersifat universal dan tidak memerlukan biaya besar. Setiap Muslim bisa melakukannya sendiri dengan membaca ayat-ayat seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas, lalu meniupkannya ke air atau bagian tubuh yang sakit. Untuk penyakit medis seperti demam, Ruqyah bisa dilakukan sembari mengompres dahi atau minum air yang telah diruqyah. Kombinasi ini menunjukkan bahwa Ruqyah tidak menafikan pengobatan medis, melainkan melengkapinya sebagai langkah awal yang penuh berkah. Dengan keyakinan penuh, seorang Muslim bisa merasakan dampak nyata dari kalam Allah.
Oleh karena itu, Ruqyah layak dijadikan obat pertama dan utama bagi makhluk yang sakit. Ia tidak hanya menyembuhkan tubuh, tetapi juga membersihkan jiwa dari kegelisahan dan keraguan. Dalam keadaan sakit, seorang Muslim diajak untuk mendekat kepada Allah, memohon dengan penuh harap melalui ayat-ayat-Nya. Ruqyah adalah bukti cinta Allah kepada hamba-Nya, memberikan solusi yang mudah diakses, penuh keberkahan, dan mampu menyembuhkan segala jenis penyakit—baik yang terlihat oleh mata dokter maupun yang tersembunyi di balik alam gaib.
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.